Dato MZA (kiri) saat diwawancara media Malaysia |
JOHOR (wartamerdeka.info) - Dato M Zainul Arifin yang disapa Dato MZA ternyata cukup dikenal di negara jiran Malaysia. Bahkan oleh media Malaysua sering dijadikan nara sumber, terutama untuk membahas soal Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Belum lama ini, misalnya, Dato MZA yang sering membela TKI di negeri jiran ini, diundang bersilaturrahmi ke kantor produksi Media Sinar Harian Malaysia, oleh Dato Hasim selaku Direktur Produksi media tersebut.
Selain untuk melihat proses produksi media cetak Sinar Harian Malaysia di Sah Alam Selangor, Dato Muhamad Zainul Arifin yang juga Caleg DPR RI Dapil Jakarta 2 diundang untuk interview dan talkshow berkenan dengan isu-isu kekinian sekitar hubungan Indonesia dan Malaysia, termasuk soal TKI yang belakangan marak lagi isunya.
Kepada wartamerdeka.info, tadi pagi, Dato MZA mengatakab, dirinya hadir di kantor Sinar Harian Malaysia yang merupakan salah satu media terbesar di Malaysia untuk memenuhi undangan dari sahabat lama Dato Hasim yang merupakan salah satu direktur di media tersebut.
Menurut, Dato MZA yang penguru DPLN PPP di Malaysia, dirinya diminta tanggapannya soal isubyang sedang hangat saat ini, yaitu Program kerajaan Malaysia 3+1 terhadap Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI).
"Kita meyoroti isu tersebut karena berdampak terhadap WNI yang tinggal di Malaysia. Seperti diketahui, banyak sekali WNI di Malaysia berstatus PATI," ujarnya.
Program 3+1 ini yaitu program penangkapan dan pengusiran bagi PATI yang berada di Malaysia.
"Kami dari DPLN PPP Malaysia terpanggil untuk meyampaikan aspirasi dan harapan dari WNI PATI yang ada di Malaysia kepada Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Malaysia," ujarnya.
Dikatakan, dirinya juga mengakui dan menghormati aturan hukum dan kebijakan hukum yang diambil oleh kerajaan Malaysia terkait PATI, karena isu PATI di Malaysia ini bukan isu baru tetapi isu yang sudah lama yzang sampai hari ini belum dapat terselesaikan.
"Kami berharap kerajaan Malaysia dapat meyelesaikannya dengan baik. Akan tetapi dalam peyelesaian isu PATI ini alangkah baikya melakukan pendekatan persuasif ketimbang pendekatan agresif, karena berhubungan dengan kemanusian dan keadilan," tambah Dato MZA.
Dengan pendekatan persuasif mungkin PATI di Malaysia lambat laun akan dapat terselesaikan. "Dan kami juga mendorong pemerintah Indonesia dan Kerajaan Malaysia untuk duduk bersama meyelesaikan persoalan PATI ini karena bagaimanapun juga hubungan Indonesia dan Malaysia harus dijaga dan dirawat agar tetap baik dan stabil," tandasnya. (Aris)
Tags
Ragam